selalu bergegas menemani. berbagi
cerita dan kesedihan
melihatmu berbaring tanpa daya
dengan tubuh di penuhi selang
jerit mesin dialyss mencoba
menyelamatkan nyawa.
namun Tuhan menghendaki lain, jerit
sirene ambulance
mengantarmu pulang ke rumah yang
abadi
menghabiskan waktu duduk merenung.
moment terindah
kepergianmu adalah kealpaanku
membaca lukamu
luka yang penuh dengan kesabaran,
kasih sayang, juga segala sukanya
membuatku merasa kehilangan.
kenangan yang ditinggalkan
selalu rapi tersimpan dialbum,
dinding rumah juga dalam dada
terlalu banyak yang patut
diceritakan
butuh bercangkircangkir kopi untuk
berbagi cerita
butuh berjuta waktu untuk
mengurainya satusatu tanpa tangis
sebuah kehilangan yang menggali
kekosongan hidup
meski pada akhirnya kita hanya
memerlukan ketabahan dan keikhlasan
sebab waktu terus berlari. tak
pernah kembali. tinggalkan kenangan