embun tak pernah lagi melunturkan
debu jalanan
sebab terpanggang gelisah gedung
pencakar langit
tak lagi bisa bedakan siang dan
malam
jika sengau suara adzan tak pernah
mengurai serat jiwa
luku petani aus tinggalkan jejak,
petakan kenangan
di jantungmu bumi, tak lagi
merimbun rose liar
tempat murai memadu kasih labuhkan
keluh
semuanya telah berpindah dalam
miniatur taman
setelah kerbau tak lagi menarik
mata bajak
sebab lenguhnya telah tergantikan
bising knalpot traktor
tergiang sisa suara dari gerbang
dusun
saat canda perawan di pematang
sawah
tergadai cekikikan mesum di kamar
hotel berbintang
yakini galau hati tak dapat merubah
jadi prahara
saat resah terlipat rapi dalam
tangis kehidupan
mengapah harus memilih serat ilusi
bila hidup semakin terjal
setelah kehidupan hanya labuhkan
keluh dalam igauan
tapi itulah perubahan zaman,
siapa mau terpanggang gelisah
jika akhlak sudah tak lagi tertaut
agama
sebab hidup harus di siasati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar