bahuku merapuh
karena hujan sesalmu turun tanpa
pembatas
seusai waktu menghitung perpisahan
entah rumus apa yang bermain di
otakku
semakin besar usaha melupakanmu
semakin besar rindu ini datang
bartandang
“benar
kata sahabatku”
“kamu
tak akan pernah bisa melupakan
orang
yang pernah menangis bersamamu”
ada yang tak pernah luput
menyinggahi tidurku
sesuatu yang bernama mimpi
selalu ku temukan sesuatu yang
indah
hingga jemari hasratku selalu
tergoda membelai
pada setiap ziarahnya
dan aku pun menyiapkan jala
agar kelak ku bawa ke nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar