takdir telah mematahkan bahu ayah
tempat ibu bersandar menumpahkan
gelisah
yang selalu mengalir ke dalam
dadanya
lalu menganak sungai dalam pelupuk
lentik
dimana rimba duka bermukim
menjangkau nadinadinya
namun ibu tetap menjadi lelaki yang
kekar
membangun kota yang cerah saat
lapar selalu bertandang
santun melahirkan mawar di rahimnya
saat mendung kembali berkisah
meski rimba duka tetap bermusim di
dada
kamu masih tetap mananak dalam
rahasia hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar