senja yang teduh, seduhan hangat kopi
sesungging senyum, sebuah kerling mesra
dan aroma rambutmu seusai keramas
adalah rindu yang menghangatkan malam
yang selalu kita rahasiakan
dimana kau menari
mirip gadis desa di perhelatan kampung
lalu kita susuri malam bersama diranjang
dengan kerinduankerinduan yang nakal
jingga
indah yang merambat pergi
dalam
tautan lengan malam
wajah
tirusmu sumringah, jauhkan gelisah hidup
saat
secangkir kopi kau suguhkan
dengan
singkong rebus pada saat kantong tiris
di
sela tawamu yang menembus badai kehidupan
“pa
jangan gelisah dengan harga barang yang naik
tapi resahlah jika harga diri kita melorot”
tapi resahlah jika harga diri kita melorot”
kelakar
renyahmu semaikan imajiku
melelehkan helaihelai makna
melupa mataair kearifan dan hakikat rasa
ku
sadar kini kita hanya bagian dari tanah gersang
yang
menjadi lahan empuk kaum politisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar