untukmu ibu
yang selalu menawarkan senyum ramah
selalu menyimpul kuat doa pada baitbait hidup yang
lepas
selalu rapih menyembunyikan luka hati
dalam wajah tirusmu dengan kelembutan
wajah yang lelah selama bertahuntahun
menampung segudang risau dalam senyuman
wajah yang menyimpan banyak kerutan
lalu menyembunyikannya dalam kesibukan
menyiangi lahan dengan kasihsayang
sementara ayah, sibuk menabur pesona
lalu merampas hak anakanaknya untuk di suapi
bisanya hanya mengirim ribuan kata maaf dan janji
berubah
hingga tanpa sadar mengunduli logikamu
lalu menggiringmu pada kematian
berhentilah menerima kiriman lelaki pemimpimu
setiap hari berjalan dengan airmata lalu kapan
berhentinya
“disini nak; di dada ini”
sebab ayahmu sibuk mencari kenikmatan di luar
pintu rumah kita”
jujur
ingin ku memberikan tamparan kecil kepada ayah
agar gerak hatinya tergerak membaca
hati perempuan
sebab di situ, rahasia rusuknya
tersimpan rapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar