dalam
hirukpikuk penumpang yang menaikan harapan
pada setiap
persinggahan di halte yang riuh
aku
menunggumu, sungguh. penuh rindu
bangku yang
ku duduki tak pernah memahami gelisahku
yang ingin
merayakan debar pertemuan ini
berbatangbatang
rokok terbakar kegelisahan
membiarkan
nikotin tulus merangsak paruparu
melompati
kematian itu sendiri
seperti
takdir yang kita lewati
menandai
jalan pulang. selalu penuh candu
yang
mematikan logika
tapi jujur
aku begitu menyukainya
rindu adalah
candu, dimana cinta dan luka menyatu
dalam berbagai
wujudnya yang halusinogen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar