pada laju
kehidupan di sebuah terminal
ku letakkan
keyakinanku dalam bus menujuh kotamu
dari halte ke
halte sesekali menaikan harapan penumpang
seolah selalu
memunguti setiap keyakinan yang tak terlewati
selalu riuh dan
cemas dalam doa
agar terhindar
dari takdir yang buruk
bangkubangku
mulai terisi dengan keletihan
menyelinap
dengan hatihati dalam dengkur
sesekali
terbangun oleh derit rem yang pilu tanpamu
atau teriakan
kondektur yang mengingatkan tujuan
agar selalu
mengisi tangannya dengan angkaangka rupiah
pada laju jalan
dari balik jendela
anganku
menerawang tentang mimpi kita
tentang masa tua
yang selalu menemani hingga ajal
setia memeluk
dalam ketulusan dan penerimaan yang hakiki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar