jujur aku hanya ingin dialog kita lebat dalam tawa
hingga malam menyeret kita dalam berjuta mimpi
tentang pagi yang dermaga aku merindukan itu. sungguh
sebab hidup ini begitu cadas dan tandus
tempat segalah kegetiran tumbuh menyemak
menyimpan airmata dalam liang kegetiran
sementara asa berebut tempat dengan peluh
yang tak mampu mengalir ke ladangladang tandus
sesak seperti kehilangan kekasih yang pergi begitu saja
apakah kita harus jatuh
agar kita tahu betapa indahnya berada di bawah
lalu menatap kebesaran MU di atas sana
dalam sujud dan dzikir
aku tak tahu. yang ku tahu saat ini, pagi ini masih tetap saja sama
kadang galau, kadang riang
tapi harus ku jalani
seperti angin yang tak pernah diam,
selalu mengisi rongga dada
hingga malam menyeret kita dalam berjuta mimpi
tentang pagi yang dermaga aku merindukan itu. sungguh
sebab hidup ini begitu cadas dan tandus
tempat segalah kegetiran tumbuh menyemak
menyimpan airmata dalam liang kegetiran
sementara asa berebut tempat dengan peluh
yang tak mampu mengalir ke ladangladang tandus
sesak seperti kehilangan kekasih yang pergi begitu saja
apakah kita harus jatuh
agar kita tahu betapa indahnya berada di bawah
lalu menatap kebesaran MU di atas sana
dalam sujud dan dzikir
aku tak tahu. yang ku tahu saat ini, pagi ini masih tetap saja sama
kadang galau, kadang riang
tapi harus ku jalani
seperti angin yang tak pernah diam,
selalu mengisi rongga dada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar