lelaki berbahasa
batu dalam hening
keluhnya memeta dalam
kepedihan
sebab tak ada lagi
yang semaikan biji rindu
jejakjejak yang
tertinggal di ladang adalah luka
menapaki sisa hari
yang merunduk kelam
dalam segumpal asa
yang terberai
dambaannya telah
menikam gelisah ke dalam debar dada
setelah cinta lama
bertahta dalam mahligai hati
yang memintal
kesetiaan rembulan pada langit
pun menenun
kerinduan dibawah jelaga mentari
padahal
hariharinya tak terpercik api khianat
kecuali indahnya
asa yang senantiasa bermekaran
jika diharuskan
memilih
ia lebih memilih
dusta yang manis
daripada kejujuran
yang pahit
agar dapat
dikenang sepanjang jalan pulang dari perkabungan
jika esok kenangan
masih terbawah ke ruang hati
janganlah pernah
kembali hanya menebar angan
karena gairah
mulai tersingkir saat usia bertambah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar