Sabtu, 20 Agustus 2011

LELAKI BERBAHASA BATU


lelaki berbahasa batu dalam hening
keluhnya memeta dalam kepedihan
sebab tak ada lagi yang semaikan biji rindu
jejakjejak yang tertinggal di ladang adalah luka
menapaki sisa hari yang merunduk kelam
dalam segumpal asa yang terberai

dambaannya telah menikam gelisah ke dalam debar dada 
setelah cinta lama bertahta dalam mahligai hati
yang memintal kesetiaan rembulan pada langit
pun menenun kerinduan dibawah jelaga mentari
padahal hariharinya tak terpercik api khianat
kecuali indahnya asa yang senantiasa bermekaran

jika diharuskan memilih
ia lebih memilih dusta yang manis
daripada kejujuran yang pahit
agar dapat dikenang sepanjang jalan pulang dari perkabungan
jika esok kenangan masih terbawah ke ruang hati
janganlah pernah kembali hanya menebar angan
karena gairah mulai tersingkir saat usia bertambah

Tidak ada komentar: