masih merenung, kebingunan
dengan iming gemah ripa
melimpah
namun ladang peretas asa telah
dijarah gulma
haruskah ku bertahan dalam
ragam cobaan
tapi raguku memikat, disinilah
hakikat lahiriah
sementara waktu enggan menanti
sementara di kota
tatapan luka merayapi dengan
setia
suara aktifitas serupa sembilu
dalam keluh
mencatat asa yang tersedu
mengutuk langkah
seperti hantu yang memburu
wujud waktu
ku
hanya mampu menghitung doadoa
yang
selalu ku himpun dalam dada
tempat
harapku tertanam sedemikian dalam
menyisipkan
derita dan suarasuara yang berteriak lapar
aku tak ingin larut dalam
impian semu
akan ku sudahi konflik bathin
ini
meski siap jadi terdakwamu Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar