Senin, 19 Desember 2011

PERSIMPANGAN HIDUP


kita setubuhi jalanan pada setiap sudutnya
bersama asap cerobong dan timbale laiknya kabut
yang menebar kematian pada setiap saat
waktu hanya pandai mencatat rentetan peristiwa
pun hanya bisa menyimpulkan makna
tapi tak bisa membaca kenyataan

penyamun yang berkuasa
kelaparan mencari tuannya yang bernama harta
sisahkan liurnya sebagai cenderamata
dimana rindu akan langgengnya kekuasaan
membuat mereka memuja laiknya Tuhan pada setiap inginnya

jelata hanya bisa menghitung asinnya peluh
sebab waktu tak pernah bisa di putar kembali
pada detak zaman yang telah menemu kematian
lenguhan adalah nyanyian takdir yang telah di goreskan
hanya merusak pikiran dan menghambat langkah

aku hanya pengembara waktu
telah tahu saat kematian, tinggal menunggu waktu
dimana kemiskinan menganugerahi candu yang berbisa
sementara kamu dengan tenang yang tak terbaca angan
meyakini sisi yang berbeda dari hidup ini
hingga tak perlu meminta pertanggungjawaban atas kecurangan
sebab waktu terlalu cepat menutupi kebohonganmu

zaman telah mengubah demokrasi
menjadi rasa apatis yang narzis 

Tidak ada komentar: