Layaknya bayang menawan tutur angin
Engkau datang menanam mimpi
dalam teduh tatap bermata embun
yang selalu menari bersama halimun
saat lelap serangga menggengam
mimpi
kaupun terus menari hiasi goresan
hari
menopang keluh teduh pelangi
sentuhi lembut riak hati
gemulai penuhi takaran waktu
dalam pekatnya cakrawala hati
hingga maut tertaut diantara jemari
rasa
beku menanam tilas bayang
beku menanam tilas bayang
saat pintu takdir di tutup Tuhan
membuatku hanya mampu melukis
wajahmu
dalam bayang awan yang melumpuhkan
asa
kerati nadiku
kerati nadiku
akhirnya ambigu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar