Kamis, 20 Oktober 2011

SIASATILAH HIDUPMU


berlembar musim telah gugur
bersama keindahan zaman yang dilupakan
saat ini tinggal mengusap keringat keletihan
dari selokan yang semakin sakit mengeja beningnya
sebab zaman semakin beringas
melahap apapun menjadi lembaran kusam

kehidupan selalu dimulai dalam hitamputihnya jalan
segalah sesuatu selalu membutuhkan ketepatan dalam keputusan
sebab hidup selalu menyimpan kemungkinan agar langkah tak terhenti
apapun itu meski menukar kematian dengan mimpi pagi

tak ada yang datang dengan gratis
jika tak ingin menukar kegagalan  yang selalu lekat
meski mengabaikan iman dan menjual keyakinan
kemiskinan seperti kutukan, kekal tanpa jeda
dalam hembusan nafas yang terhenti, mati

jika menjalaninya diberikan kedewasaan memilih
mungkin ada yang mampu menjinakan keangkuhan zaman
sebab usia yang belia tak menghalangi
sudut pandang dalam menatap masa depan
dimana melangkah dengan hati sebagai penuntun
hingga mampu menemukan takdir yang ditorehkan
namun realita seperti tanda seru yang tak bisa menunggu
tanpa pijakan hingga terbenam abadi dalam pilihan

Senin, 17 Oktober 2011

BUKU KEHIDUPANKU


jika hidup ini di ibaratkan buku
maka aku layaknya buku yang lapuk oleh cuaca
samar dan memar oleh luka
tak bisa ditebak gambar sampulnya
judulnya hanya kenangan dalam menatap jaman
daftar isinya hanya rentetan peristiwa
yang mengerutkan kening
dari frasefrase kehidupan
dalam melepas jerat nasib yang melilitku
pun bagaimana aku keluar dari persoalan hidupku
dimana hujan tanya menuntut jawab
yang bisa menyesatkan pikiran juga melemahkan langkah
sebab hidup ini banyak menemui kemungkinan
laiknya angin menandakan musimnya
selalu berubah dalam setiap detik waktu
penutupnya adalah doa dan asa untuk masa depan
tentangku, tentangmu, yang selalu kugenggam
dengan keyakinan bahwa esok lebih baik dari kemarin
tapi waktu memilih berhenti melukis mimpi pada pagi
sebab tak layak kamu bersemayam dalam tahta keruhku
jujur aku merindumu
layaknya segelas air pelepas dahaga
namun yang kuminum adalah asinnya airmataku
dan riwayat ini kurangkumkan pada kesadaran diri
bahwa aku akan mengambil hikmahnya saja

MONOLOG JAMAN


terlahir dari rahim kepalsuan
membuatku bebal terhadap norma
bukan salah ayah menakar nasib
bukan juga salah ibu mengandung
saat berada pada sebuah pilihan
sebab waktu lebih suka berdalih
dalam mengajari kelicikan
tak perlu pintar tapi nalar harus jalan
sebab hidup hanya perlu kegilaan
yang total dan tangguh menaklukan zaman

PILIHAN HATI


hadirmu kembali menguliti
kerinduan yang telah dilupakan
beribu purnama mengusap perih dengan keletihan
laiknya parit yang semakin sakit
mengeja beninganya air karena limbah
kepedihan selalu dimulai dari pertemuan
haruskah ku simpan kemungkinan
dalam hitam putihnya kehidupan
dengan sebuah ketepatan keputusan
agar tak ada keterlambatan dalam menepis keraguan
saat mengepakkan sayap sesuai pilihan
agar jangan tersungkur dalam lembaran kusam

Jumat, 14 Oktober 2011

BERCINTA DALAM MAYA


laiknya sepasang rel
demikianlah cinta kita
selalu memanggul beban rindu
singgahi halte demi halte
sekat selalu menjelma
tak bisa memeluk dan mengecup
keinginan selalu di selimuti
laksana hujan meninggalkan gigil
yang menyimpan rahasia dalam setiap tanya
hingga lelah menyulam musim

kita juga sering membohongi kenyataan,
saat menutup kebersamaan dengan kemesraan
kemudian membukanya di tepian kesepian
kadang aku menyeretmu dari mimpi ke alam nyata
lalu kita bercumbu dalam segala musim




Selasa, 11 Oktober 2011

CHATING


selalu ada emailemail rindu
yang kau tulis pada kedip monitor
terlipat rapi dalam sebuah chating di tepi kanan
ada sebuah keraguan yang merambat
saat kental kopi malamku mengusir kantuk
meski raga kian rapu oleh migren yang mendera
saat modem memberi suar
kangen katamu, membuatku cepat terjaga
dari pelukan lengan malam
yang mengisyaratkan waktu
untuk rehat dari segalah rutinitas
kau datang dengan senyum biru diakhir malam
mengajakku menanak rindu pada setiap pendar purnama

jujur mengenalmu laiknya meyakinkan kehilangan
meski retas airmata hanya mencatat kekosongan
seperti sebuah wasiat seusai wakaf
demi sesuatu yang bernama rindu