tatapan kenangan pada jemari waktu
selalu memberikan rasa yang
merambat
saat kecupan mendekat serupa
kuluman
lebih manis dari madu hingga kita
kehilangan logika
sementara jarak ini semakin
teraniaya
dalam interval waktu yang menjerat
tak ada lagi waktu mengepak
kenangan
atau sekedar membuka simpul
silaturahmi
ketika kehadiran terpenjara jarak
dalam mengemas rasa yang yatimpiatu
haruskah ku penjarakan hatimu
agar cemburu tak memenuhi ruang
gelisah
lalu membiarkanmu mendekam
dalam pelukan lengan malam
dimana kesetiaan kita ditempah masa
saat pagi mendapati wajah kita
kelelahan
karena terlalu sering bercerita
tentang luka dan kehilangan
saat hening malam meminta
penjelasan
haruskah aku mengutuk hati
memahat ingatan menjadi prasasti
agar resah tak lagi membakar hati
dan memenjarakan jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar