luruh mentari aliri lekuk cakrawala
siluetnya mengoda semaikan sunset
sesekali tarian ombak jilati
pinggul sampan
biaskan ilustrasi gairah yang
abstrak
menitisi dahaga yang mengkristal
pada mani bakau
mengangkangi nelayan yang menjala
keringat
mengacak aroma amis dan kecut
landaian pasir
lengket dalam desah bayu benamkan
keringat
ketika tarian ilalang jilati dubur serangga
membangun konfigurasi alam
mengergaji sayap rinduku
terkunci tampa celah dalam tatap
yang tak kau pahami
sedih bergelora menerpa setia dalam
senyap remang
siklus alam adalah bahasa jiwa
yang bergerilya dalam setiap asa
dari sebuah hati yang mendambakan terang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar