Selasa, 04 Oktober 2011

LELAH


jalanku tetap terpeta jelas
bayangbayang perdu penuh debu
tegak dendangkan madah lewat desir bayu
saat mentari retak membakar ubunubun
pengais rejeki di dada bumi
entah berapa ribu lie
jarak terbentang dalam detak waktu
yang selalu sengamahi letihnya hidup
saat sungai letih mengalir dan putikpun luruh
gugur kehilangan birahi
ketika jumawa mentari menghanguskan sisa asa
dimana mimpimimpi mulai berangkat senja
selalu saja berteduh dalam getirnya kesepian 
memudarkan hijaunya keramahan
masihkah kita membuahi asa di lahan yang kelu
meski selalu lahirkan kesakitan

aku kehilangan pijakan

Tidak ada komentar: