hanya ini yang ku wariskan
sepetak ladang retak
yang telah menjadi tempat pemakaman
umum
ketika sungai kehilangan alirnya
bersisah debu yang lahir dari darah
dan airmata
ladang ini tinggal nostalgia
dalam pigura berdebu, sisa tutur
leluhur
sebab tak ada lagi embun
yang mengetuk jendelamu kala fajar
hanya ini yang tersisah
dari peradaban yang beruban
ketika gedung pencakar langit mengangkangi
gubukmu
peninggalan terakhir saat panceklik
mencekik
tanpa alamat yang tertulis di sudut
kanan amplop
dalam kemasan tutur yang manis
seperti namanama jalan pada
jalanjalan protokol
sebab zaman telah melupakan
sejarahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar