kelam menguliti mentari
berkelebat pendar rembulan menebar cahaya
pertanda kesempurnaan hadirnya malam
desahnya mengaliri sungai sepanjang dada
melepas muara segalah penatnya hati
menghadang buih_buih kegamangan hidup
dimana badai menjadi warisan waktu yang
bertahta
kembali tergenang diantara kesia_siaan
jalanan terpampang lenggang.
berkelebat pendar rembulan,
menangkap genangan comberan kehidupan.
dari setiap sudut yang mengangkangi remang
tanpa malu berbisik, seakan gerak birahi
melepas nestapa disela rongsokan peristiwa
yang terparkir mati menukari hidup.
waktu kembali menancapkan kegelisahan
merasuki dengus bar, lenguhkan lagu birahi
tiada birama
namun disini notasi bukan diperlukan
sekedar kenangan yang tak terelakan
sebab alur yang tersisa menghantarkan
gemerlap
kerinduan yang bersahaja sepanjang
kegersangan jiwa
hingga geliat malam menjerat kesedihan
mengucurkan luka kesetiaan dalam akar_akar
yang tertanam
telah menghempasmu dalam badai sepanjang
dahaga
aku kesepian dalam keramaian waktu
1 komentar:
salam kenal
Posting Komentar