rindu menatap mentari yang pulang
isyaratkan kelam dibalik punggung
bukit
juga gerai kabut selimuti ngarai
saat fajar merekah
lahirkan tetes embun di di kelopak
rekah mawar liar
seperti itulah kerinduanku
menikmati rekah senyummu
saat jemari tanganmu memetik bunga kapas
dari reranting harap berlaksa rindu
ingin ku padam penatmu diantara
kegelisahan hati
tempat mu bersandar muntahkan resa kala
penat merajai raga
jika bianglala tak pernah letih
warnai asa, usai badai
mestinya aku ada disisimu menopang
harap
tapi pernahkah malam menolak
dirajam gulita
karena dia tahu rembulan akan
menemani kelamnya
saat ini aku ingin kau tahu itu
agar cinta kita tetap terjaga
kekasih jika bukan karena kamu
benih rindu ini tak akan pernah
tumbuh subur
di setiap lereng hatiku (farmvile
love)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar