anakku hari ini kami melepasmu
pergi
meski sedikit bekal yang kamu bawah
jujur tak bisa lagi kami menanaknya
lebih banyak untuk bekalmu saat ini
sebab huma tak lagi panen akibat
kemarau hidup
telah meranggaskan keperkasaan ayah
sisahkan uban dan renta di kening
pagi saat usia mulai silam
ibumu juga tak bisa lagi memerah
susu
sebab dadanya terlalu kering oleh
derita
yang memeta pada keriputnya
hari ini kami melepasmu buah hatiku
pada gerbang kehidupan pilihanmu
sendiri
tempat engkau memetik bintang
sebab kamu bukan lagi bocah
penikmat dongeng saat tidur dalam
buaian doa
sebelum memahat manisnya asamu
saat bocah ketika kamu melukis
impianmu
anakku,.. maafkanlah kami
jika bekalmu tak memadai saat
tinggalkan huma
engkau harus mencarinya sendiri
sebab ayah bundamu bermandi keluh
demi sebuah pertarungan dalam doa
juga harap
saat ini jika pergimu masih
menemukan alpa
jangan pernah ulangi dalam
perjalananmu
walau kebenaran dimata orang lain
adalah keyakinan
belum tentu lahirkan mutiara
sebab kamu akan membelah tiram
diasinnya laut kehidupanmu
janganlah terpesona dengan warna
pelangi
sebab badai akan memudarkannya
jika kegamangan memapahmu
jangan terlena dengan mayanya
sejatinya pemegang kunci kehidupan
kadang mengujimu
agar hikmatnya dapat tertanam dalam
hatimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar