wanita berbahasa batu
keluhnya memeta kepedihan
tak ada yang taburkan rindu
jejakjejak tinggalkan seteru luka
lirih tanpa makna teranyam
menapaki sisa hari yang merunduk
kelam
dalam segumpal asa yang masih
rahasia
oh dambaan mengapa kau tikam
kegelisahan ke dalam debar dada
setelah cinta lama bertahta dalam
mahligai hati
dengan menganyam kesetiaan dalam
purnama
pun menenun kerinduan dibawah
jelaga mentari
padahal harihariku tak terpercik
api khianat
kecuali indahnya asa yang
senantiasa bermekaran
jika diharuskan memilih
biarlah saat menapak sisa isak
agar dapat dikenang sepanjang jalan
pulang
setelah cinta di hati terlanjur
berkeping
jika esok gelisah masih terbawah ke
ruang hati
maka jangan pernah kembali hanya
menebar kenangan
karena gairah mulai tersingkir saat
usia bertambah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar