wajah rembulan jatuh di telaga hati
saat derai bayu mengusik dubur
serangga
pada lambaian ilalang
saat senja menitipkan takdir pada
bayang malam
liukan pingul sampan
sesekali berkelit dari godaan ombak
riaknya memecah pada rintih mani
bakau
mengulum bibir pantai tanpa jeda
membiuskan keindahan tanpa sempat
sampaikan salam
saat ini aku telah labuhkan biduk
harap
pada dermaga cinta tempat rindu ku bertumpu~ * ~
mengaca teduh kejora pada matamu
saat wangi riap rambut mu diusik
angin senja
bentangkan berjuta rindu
hingga terurai dalam hening,
riak dahaga hati ini hadir dari
desah nafasmu
ingin ku semai cinta pada ladangmu
dalam riak telaga di mata hatimu
namun engkau lebih memilih harumnya
cintanya
dan membiarkan putaran waktu
mendewasakannya
sebab sejatinya cinta akan bermakna
jika kita menyikapinya dengan
dewasa dan berhikmat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar