suara kereta berulang pergi
tinggalkan kerontang hidup yang
memeta
sisahkan embun sebagai tangis
menggenang sebuah asa
tempat segala musim bermuara
sisahkan peluh dan airmata darah
sebab hidup ini memang kejam
adakah rencanamu hai pengelana tua
ketika hidup tak lagi bias dibidik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar