cinta kita layaknya sepeda pancal
dimana kamu duduk di boncengan
lalu memeluk perut waktu
saat kaki rentahku mengayuh rindu
di jalanjalan kenangan
seperti dering belnya,
tawamu selalu renyah menggoda menyapa
ku ingin mengecup bibirmu
yang ranum dan selalu basah oleh
embun
ringkih dalam riap rambut halimun
pagi
dimana cinta terkurung dalam hangat
dekap selimut kasih
sementara sepi jauh mengendap
dimana waktu enggan pergi
sebab rodarodamu adalah kakikaki
lentik
yang selalu mengendap diamdiam
memelukku
hingga jarak tak pernah bersisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar