kita selalu membunuh waktu
dengan mengejar rindu hingga kelelahan
dalam setiap jerit sepi
kita alpa tentang rasa yang telah tertaut
hingga ketakutan telah memenjarakan diri
tak pernah belajar ikhlas dan saling memahami
seharusnya kita belajar banyak dari alam
di mana langit
tak pernah menulis surat cinta kepada lautan
namun selalu bertemu dalam pandang
tak ubahnya hujan,
selalu jauh dari sisi kemarau
namun selalu menggenapi keluh
dengan memberi ruang pada semi
seharusnya demikianlah dalam dada
telah tersimpan getar cinta, juga isyarat rindu
dimana beribu pesan cinta telah tersimpan rapi
agar selalu jadikan semi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar