semungkinnya kamu bisa merasakan
pada sebuah garis pertemuan dadaku berlubang
menahan banyak benturan kenangan yang membiru
sementara rindu ini tak pernah berdamai dengan waktu
dan kita selalu menyulut bara di setiap percakapan
lalu kita tuai dan menamainya perpisahan
tak ku ragukan lagi ada gerimis tetas dalam sunyi
jejakpun tak terbaca, sebagai isyarat yang paling sacral
lalu aku bagai karang menanti ombak
selalu datang membunuhku sekali hentak
retak, hancur lalu bersenyawa
menjadi pasir di kedalaman lautmu
doaku moga ada yang bersemayam dalam kerang jiwamu
siapa tahu jadi mutiara,…. :P :P :P :P :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar