aku enggan bercerita lagi tentang
cinta
sebab kamu selalu datang dengan
rindu yang semu
dengan nyali setajam belati bermata
dua
menembus cengkraman debar dadaku
hingga aku terpaku mati kedinginan
dalam gigil
hanya ada tatap kecewa berujung
telaga
kamu mungkin buta dan tuli membaca
hati
ketika kesetiaan terpahat sebagai
bukti
seharusnya diakui sebagai tanda
cinta, walau takarannya abstrak
asal kamu tahu saja, aku hanya
ingin bersamamu
dengan belaian dikepalaku,
menenangkan tangisku
hingga aku tenang berbaring dalam
pelukanmu yang paling ibu
tepatnya menenangkan pikiranku
meredakan kegelisahan hati
memupuk rasa percaya hingga lupa
mencumbui bayangmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar