hatiku laiknya stasiun yang setia
menunggu
silih berganti datang dan pergi
dalam lekat ingatan
sementara jarak menggenggam
kerinduan
kelak waktu yang menjawab semuanya
sebab takdirlah yang mengeja
kenyataan
ku tertunduk, tanpa sanggup
menembus tatapmu
redup dalam reruntuhan kegalauan
hingga sesat
dimana malam adalah tempat kita
membagi luka
meski masih tersisah purnama
dihatimu
tapi tak mampu ku dekap
sebab mendung datang menceritakan
risalanya
hingga aku tersesat dalam pekatnya
malam
saat ini hujan masih menari di
bingkai jendela
lebih memahami rindu yang lebih
dulu datang
hingga dinginnya kudekap dengan
hampa
maafkan aku, jika pelukmu tak
terbalas
rindu,..
aku telah menelan racunmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar