simfoni itu merintih
dalam seribu birama elegi
saat lentik jemari anak cadas
mimilin rindu
serat nada geliat “sasandu”
merangkai debar memenjarakan jiwa
tembang pelipur di tanah orang
teringat akan siul gembala
menyibak ranggas perdu pada sabana
dimana kerinduan terpeta pada retak
tanah
menyeret imajiku pada kenangan masa
kecil
retinaku serupa luka yang kekal
dalam tangis yang meretakkan cadas
negeriku penuh dengan busung lapar
membuat setiap orang saling
memangsa
sebab batang lontar tak lagi
menghasilkan “Tua Meni”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar