saat kesedihan menghempasmu
hujan tanya membasahiku dengan
kuyup
namun dalam gamang, kurasakan
hatimu
menolak ketika Tuhan menggariskan
takdirnya
saat itu bahuku tak cukup kuat
menahan tumpahan sesalmu
kau butuh kehangatan jiwa, menyelimuti
gigil bathinmu
hingga ku penuhi mandulmu
dengan janin keteguhan dari rahimku
setelah lelah menumpahkan sesal
kaupun mengeja kenyataan sebagai
peta pulang
dimana ikhlas diterima dengan
ketelanjangan tanpa cela
sebab Tuhan tak pernah menguji
umatnya
melebihi kekuatannya sendiri
saat itu kau mengaminkannya tanpa
sesal
sebab semuanya tak abadi
kecuali sepi sebagai kesejatian
hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar