Jiwaku lelah
malam ini, pias wajah bulan
diselubungi pekat tebal awan
penghantar bandang
guratan_guratan duka itu terbias
pekat
mengaliri lekuk liku sungai bathin
menghanyutkan rasa yang menghempas
dada
ingin ku rebah sejenak
rasakan hening dengan hikmat,
teduhkan amarah
jiwa ini telah bergerak melebihi
getaran nafas
ketika hidup ini tak sepenuhnya harus
jujur
dalam mengisahkan setiap nadi
jejaknya
disepanjang lintasan sang takdir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar