kesepian yang sekarat
melukaiku dengan sadis
hanya genangan kenangan yang hadir
tanpa satupun opsi pembelaan diri
tanpa debat,
setelah selesai menyetubuhi tanpa
kelayakan
kaupun berpesta pora tanpa ampun
manjamah dan menggagahi seluruh
jiwaku
kamu membuatku sekarat dengan penuh
luka
ada keyakinan yang menumbuhkan
bahagia
seperti candu yang mendera
menanti tetes arak terakhir hingga
tandas
seperti wadah yang rela kehilangan
kenyataanpun tertuang dalam
pialapiala yang tak pernah puas
hingga utuh tertuang dengan
sempurna
menanti tetes terakhir hingga karam
waktupun terus menyemai dan menjaga
hingga akhirnya memanen ending
bahagia yang semu tiada rasa
(kesepian yang mengagahiku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar