Sabtu, 09 April 2011

MENYUSURI REL KEHIDUPAN


ini bukan saja kereta terakhir, aku menunggumu
sebab masih ada kereta yang menjemput
peron yang bisu, aktifitas yang acuh saat bersua
juga zaman yang menawarkan kesepian
pada bangkubangku peradaban yang melupakan sejarahnya
di sudut teras stasiun
anakanak jalanan menangisi rejeki yang mati
sementara tuan dan nyonya hanya memandang dengan senyum
sambil menanti menu mewah yang terhidang
dengan mendengarkan music klasik, lalu acuh dalam kehangatan
hingga tetes terakhir dari balkon resto mewah
pada malammalam yang setia menanti waktu
pada gemerlap kehidupan yang silau sarat iklan
doa anakanak jalanan terbungkus dalam malammalam kejam
tetap tekun menyusuri sukma dengan ikhlas
setia menunggu raga yang tak pernah lelah
pun tak pernah menghitung tanggal merah sebagai vacansinya
sebab itu akan bercerita tentang kehilangan juga kematian
merangkak sepanjang jarak yang lebih diam dari bisu
menyusuri relrel kehidupan menuju stasiun terakhir
dengan membawah beban keikhlasan
sambil mendengar peluit mengabarkan
kematian dalam gengaman pesan terakhir
kamu masih saja amnesia
hingga tak pernah lagi mengenal jalan pulang
 (menyusuri rel kehidupan)

Tidak ada komentar: