senja menantimu di stasiun kota
hati penuh debar cinta
membelah riuh kesibukan
aku merasah kesepian dalam
keramaian
masihkah debar itu bersemayam
dihatimu
sedangkan bangku yang kududuki
lebih menikmati kerinduan
yang memahami kesendirianku
namun lintasan kehidupan terus laju
dan musimpun semakin menua
tapi peluit kereta tetap bergaung
dalam gemuruh dada
sebab tak satupun bayangmu muncul
wajahku mengambang
dalam genangan kristal airmata
jarak seperti racun yang
menyesakkan dada
selalu menjaring kesepian yang
menjerat
dalam rindu yang sekarat
tahukah kamu?
kangenku merasuki jiwa
menyiapkan percintaan yang tanpa
ampun
(kangen yang merasuki jiwa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar