Jumat, 08 April 2011

MELAYARI SEMESTA SEPI MU


senja kembali melayari samudera takdir
meninggalkan malam pada kelam
disini di buritan
aku sendirian berbahasa batu
memandangi camar berkejaran dengan waktu tanpa jeda
dengan meninggalkan pekik tak berumah kata
lalu malam menelan riangnya,
hingga menggelepar dalam pekat
bayangku masih saja setia
menanti mentari yang pulang
berganti sabit rembulan yang mengarsir wajahmu
dalam kanvas kehidupanku
namun detak kecemasan lebih dahulu memelukku
merapatkan bibir meng-eja jarak yang terhantam rindu
sebab kelam tak akan pernah paham tentang pusara
yang setia berbincang dengan bisu
sebab katakata telah terkunci dalam dialog hati
menyisakan airmata pelengkap sempurnanya sepi
dimana kerinduan mencari muara,
sebagai dewa penolong untuk kesepiannya
(melayari semesta sepimu)

Tidak ada komentar: